Korelasi Peringkat

NAMA     : Ahmad Fauzan
NIM        : 21090112140086



Jika pasangan itu tidak berdasarkan asumsi bahwa pasangan-pasangan data (X,Y) mengikuti distribusi normal, dilakukan pengujian koefisien korelasi peringkat (rank correlation coefficient), pembahasannya dikenal dengan statistika bebas distribusi atau statistika non parametrik.

Prosedurnya:

Dengan cara menyusun peringkat pasangan data tersebut dari urutan tertinggi.

Maka koefisien korelasinya dihitung dengan rumus korelasi Spearman (The Spearmant rank correlation coefficient), sebagai berikut:












Dengan kriteria pengujian:
, maka hipotesis menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan Y harus ditolak.
 , maka hipotesis menyatakan tidak ada hubungan antara variabel X dan Y harus diterima.
= nilai batas daerah kritis.

Contoh 5.
Tentukan niali koefisien korelasi peringkat contoh 1 pada derajat kepercayaan 95% ?

Jawab.
Tabel dibawah ini menunjukan perhitungan peringkat variabel curah hujan (X) dan debet (Y) dari DPS Cimanuk-leuwigoong.

Didapat
Untuk  , dari tabel E untuk n=12 didapat Nk =0,504. Jadi ( )> (Nk=0,504). Kesimpulan kita menolak hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan anatar curah hujan dan debet DPS Cimanuk-leuwigoong.

Keputusan yang dapat dieberikan dari analisis tersebut adalah terjadi hubungan antara curah hujan dan debet DPS Cimanuk-leuwigoong pada tingkat signikan 5% adalah pernyataan yang dapat diterima.

Dengan demikian, penggunaan koefisien korelasi peringkat (RP) mempunyai keuntungan jika dibandingkan dengan penggunaan koeefisien korelasi  (R): Perhitungan lebih sederhana dan tepat.
Tidak perlu menganggap variabel X dan Y mengikuti distribusi normal.
Juga tidak perlu mengganggap bahwa hubungan antara variabel X dan Y harus linier.
Hubungan tidak linierpun, misalnya adanya hubungan kurvilinier, maka koefisien korelasi dapat diduga dengan koefisien korelasi peringkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar